Muallimin Online,
Pagi ini, Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum, terasa senyap. Semua menundukkan kepala. Sisa duka mendalam atas kepergian guru sepuh KH M Sulthon Abdul Hadi pada Kamis (22/11/2018) masih terasa.
Guru yang tidak bosan-bosannya mengajarkan berbagai ilmu, dengan humor yang selalu menyelingi, telah pergi untuk selamanya. Namun, duka dan kesedihan tidak disampaikan dengan apapun, selain doa. Ungkapan paling puncak dari seorang santri saat berada dalam posisi menghadapi ujian dari Allah SWT.
Pagi ini, sekitar 2.300 siswa Muallimin, dan siswi Muallimat menggelar tahlil bersama di halaman Madrasah Timur untuk siswa, di halaman Madrasah induk dan Fathimiyyah untuk siswi.
Meskipun tahlil dan kalimat thoyyibah serta doa dilantunkan dengan lembut dan khusyu', suasana hati semua siswa siswi serta para guru yang mengikuti terasah membuka pintu langit.
Di halaman Madrasah Muallimin Timur, tahlil dipimpin Kiyai Yusuf Hidayat. Hadir mengikuti tahlil, beberapa guru, antara lain KH Abdul Nashir Fattah, KH Wazir Ali, K Juri Hasyim dan guru-guru yang memiliki jam mengajar.
Kiyai Yusuf membuka tahlilan dengan wasilah dan hadiyah surat al Fatihah kepada Nabi Muhammad SAW, para Nabi, para wali, para imam dan ulama, terkhusus kepada muassis Tambakberas dan khususnya lagi hadiyah kepada Kiyai Sulton.
Di halaman Madrasah Induk Muallimat, tahlil dipimpin KH Lukman Hakim Mahfudz. Hadir ikut dalam tahlilan antara lain KH Abdurrahim Maruf, KH Ishom Ahmadi, Musyaffak dan beberapa dewan guru.
Sedangkan di halaman gedung Madrasah Fathimiyyah, tahlil dan doa dipimpin Khairun Nasichin, salah satu guru Fiqh. (ma)