Muallimin Online - Rabu pagi (25/04) calon Mutakhorrijin Mutakhorrijat Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum (MMA) sowan-sowan ke beberapa guru. Ini merupakan kegiatan rutinan siswa kelas akhir sebelum mereka melanjutkan pada jenjang selanjutnya. Siswi putri dibagi menjadi dua kelompok yakni, kelas A,B,C dan kelas D,E,F, kegiatan ini berlangsung selama dua hari.
Pada hari pertama, kelas akhir MMA sowan kepada Ibu Nyai Hj. Muchtaroh Khodijah al-Fatich dan KH. Jauharuddin al-Fatich. KH. Jauharuddin al-Fatich memberikan ilustrasi, bahwa Bahrul Ulum ini merupakan tanah yang subur dan kita sebagai tumbuhannya. Tanaman yang di tanam di tanah subur dia akan menjadi tanaman yang baik, apalagi jika tanaman itu di pupuk maka dia akan menjadi tanaman yang baik dan subur. Cara untuk memupuknya adalah dengan ilmu. Untuk itu, kita harus bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu.
Beliau berpesan agar kita selalu bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Karena ilmu itu didapat dengan belajar, bukan dengan nasab. Beliau juga menyebutkan syairnya imam Syafii,
الجِدُّ يدني كل أمر شاسع # والجد يفتح كل باب مغلق
Artinya, bersungguh-sungguh itu dapat mendekatkan segala perkara yang jauh dan bersungguh-sungguh itu dapat membukakan pintu yang tertutup.
Setelah itu, mereka melanjutkan sowan kepada Ibu Nyai Hj. Ummu Salma Nashir. Beliau berkata, bahwa kita sudah berada di penghujung terminal Madrasah Muallimin Mualimat (MMA). Meskipun begitu, selesai dari MMA, bukanlah akhir dari perjalanan kita untuk belajar. Beliau lebih suka jika kita masih belajar di Bahrul Ulum, karena banyak sekali ilmu disini, yang mana kita tak akan sanggup untuk menghabiskannya. Namun, kita tidak dituntut untuk tetap melanjutkan disini.
Beliau memberi pesan, jika keluar dari sini harus tetap memegang ajaran yang telah diajarkan disini dan jangan pernah melupakan guru dengan mengirimkan tawasul kepada guru. Beliau melanjutkan, apabila kita di masyarakat kita harus bisa mewarnai bukan malah diwarnai. Caranya harus punya prinsip yang kuat.
Beliau mengutip pesan dari mbah Fattah, bahwa setelah lulus harus melaksanakan tiga hal, yaitu:
Kalau dari abah Nashir, diberi tambahan jika bisa ya ketiga tiganya.
Beliau menambahi, jangan sampai kita menjadi orang yang nggumunan dan kita sebagai perempuan harus mempunyai martabat karena yang bisa mengangkat martabat perempuan adalah diri perempuan itu sendiri.
Terakhir, calon Mutakhorrijat MMA sowan kepada KH. Abdul Jabbar Hubbi. Beliau memberikan kutipan dari mbah Fattah yang mana pernah juga di kutip oleh KH. Muhammad Djamaluddin Ahmad bahwa, satu pohon berbuah itu lebih baik daripada 1000 pohon yang tak berbuah. Jadi, tujuannya bukan sekedar mencari ilmu. Namun, tujuan utamanya adalah mencari kemanfaatan ilmu.
Beliau, KH Abdul Jabbar Hubbi memberi cerita bahwa, imam Syafii pernah ditanyai oleh muridnya imam al-Buwaithi, "dengan apa seorang murid dapat mendapatkan ilmu manfaat?" Imam Syafi'i menjawab, "seorang murid dapat mendapatkan ilmu yang manfaat dengan menetapkan empat perkara,
Beliau menyebutkan dawuh yai Mustaqim, "santri itu harus punya cita-cita karena dengannya kita akan mempunyai motivasi agar tetap terus belajar."
Beliau melanjutkan, ketika seorang guru mempunyai tiga hal maka sempurnalah nikmat murid;
Sebaliknya, ketika murid mempunyai tiga hal, maka sempurnalah nikmat seorang guru;
Jangan sampai pernah lupa mendoakan guru kita dengan mengirimkan fatihah kepadanya dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.
Rifda Suhaila (6E)