Muallimin Online,
Peringatan 10 Muharram, atau hari As-Syuro, adalah momen penuh makna bagi umat Islam diseluruh dunia. Selain memiliki sejarah yang kaya, hari itu juga merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan kepedulian sosial dan berbagi kasih dengan sesama. Salah satu tradisi umum yang biasa dilakukan pada peringatan ini adalah memberikan santunan kepada anak-anak yatim.
Pada Kamis (27/07) Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum dalam peringatan 10 Muharram menyelenggarakan kegiatan santunan anak yatim siswa Madrasah Ibtidaiyah Bahrul Ulum (MI-BU). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kebahagiaan kepada anak-anak yatim serta mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada para siswa madrasah.
Dalam kesempatan tersebut, ustadz Khoiril Anam, salah satu guru senior Madrasah Muallimin Muallimat, memberikan mauidhoh hasanah dengan mengajak para siswa Madrasah untuk merenungkan dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa-peristiwa bersejarah pada 10 Muharram.
Dalam mauidhoh hasanah-nya beliau juga mengajak para siswa bagaimana cara menjadi orang sukses di dunia dan akhirat dengan rumus STMJ. Huruf S diartikan sebagai sabar, karena sabar adalah tanda keimanan. “Sabar adalah tanda keimanan sekaligus ujian dari Allah SWT. Karena dunia adalah tempatnya masalah dan cobaan. Sabar tidak ada batasnya, kalau ada batasnya berarti tidak sabar,” Tegasnya. Maka dengan sifat sabar akan membawa keberkahan dan ganjaran yang setimpal bagi mereka yang bersabar.
Huruf "T" berarti tafakkur, yang berarti merenung setiap kebesaran Allah dan alam semesta ini. “Dengan mengingat betapa besar nikmat dan sempurnanya ciptaan-Nya, akan dapat menumbuhkan rasa syukur yang dalam bagi orang yang berfikir”, katanya.
Huruf "M" diartikan sebagai muhasaban binnafsi. Mari kita semua untuk melakukan intropeksi diri. Merenungkan perbuatan dan akhlaq sehari-hari , serta memperbaiki kekurangan dan kesalahan agar menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya”, lanjutnya.
Sedangkan "J" adalah jihadun binnafsi, yakni memerangi hawa nafsu manusia. “Manusia kalau sifatnya jelek, maka jeleknya melebihi hewan. Kambing kalau bejat yang dimakan tetap rumput, berbeda dengan manusia, tidak hanya nasi yang dimakan, aspal dimakan, uang hak orang lain dimakan. Artinya bila manusia rusak, mereka tidak menghiraukan antara halal dan haram,“ jelasnya disambut ger geran para siswa.
Setelah mauidhoh chasanah, acara dilanjutkan dengan penyerahan santunan anak-anak yatim siswa Madrasah Ibtidaiyah Bahrul Ulum. Para siswa dengan antusias memberikan bantuan berupa uang yang telah dikumpulkan tempo hari kepada anak-anak yatim yang hadir.
Semangat kebersamaan dan kepedulian tersebut menjadi bukti nyata bahwa Madrasah Muallimin Mullimat tidak hanya berfokus pada pendidikan formal, tetapi juga mengajarkan kepedulian sosial sebagai bagian penting pembentukan karakter santri yang baik.
Penulis: M. Wahyu (kelas 6E)
editor: ma