Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum seakan menjadi kata yang wajib diketahui oleh seorang pendidik agar dapat menyampaikan informasi sesuai dengan ketentuan yang ada. Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai pedoman untuk menyususn target dalam proses belajar mengajar. Karena dengan adanya kurikulum maka akan memudahkan setiap pengajar dalam porses belajar mengajar, maka dengan itu perlu untuk diketahui apa arti dari kurikulum itu. Yang dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah.
Dari masa kemasa perkembangan kurikulum di Indonesia mengalami inovasi-inovasi yang bertujuan untuk terciptanya sebuah kurikulum yang mendidik dan membentuk kerakter peserta didik. Dalam melakukan inovasi kurikulum dibutuhkan langkah-langkah tertentu agar tercapai tujuan yang hendak dicapai. Namun tidak semua kurikulum dapat berfungsi sebagaimana yang kita inginkan. Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum maka perlu untuk diketahui bagaimana perkembangan kurikulum. Karena seperti halnya tekhnologi dalam suatu zaman, selalu terjadi perkembangan, begitu juga halnya dengan perkembangan kurikulum. Untuk itu maka penulis mencoba untuk membahas tentang perkembangan kurikulum.
Kurikulum pada mulanya berasal dari bahasa Yunani yaitu curire yamg berarti pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Sedang dalam kamus webster pengertian kurikulum dalam bidang pendidikan muncul pada tahun 1955 yang memaknai kurikulum sebagai beberapa mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah. Dari pengertian tersebut beberapa tokoh dunia mulai mengembangkan tentang konsep dari definisi kurikulum.
Menurut John Dewey kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui susunan suatu pengetahuanyang terorganisasikan dengan baik. Hilda Taba dalam bukunya Curicculum Development Theory and Practice yang manyatakan bahwa kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan – tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus serta materinya dipilih dan diorganisasikan berdasarkan suatu polatertentu untuk kepentingan belajar mengajar. David partt dalam bukunya Curicculum Design and Development mendefinisikan kurikulum secara sederhana yaitu sebagai seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat – pusat latihan. Winarno Surahmat mendefinisikan kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan.
Sedangkan kurikulum menurut Stratemayer “The curiculum is currently defined in three ways; courses and class activities in which children and you experiences of the learner”. Dan menurut J. G Taylor dan William H. Alexander “The curiculum is the sum total of school’s efforts to playground or out of school”, yakni segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk mempengaruhi belajar anak baik di dalam atau di luar kelas.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 19, kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut di atas menunujukkan bahwa kurikulum diartikan tidak secara sempit atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas dari pada itu. Tetapi mencakup segala komponen yang ada dalam proses belajar mengajar.
Pengembangan berasal dari kata dasar “kembang”, mendapat imbuhan “pe-an”, yang berarti “proses, cara, perbuatan mengembangkan”1. Dalam bahasa Inggris, istilah pengembangan digunakan kata “development” (noun) yang berasal dari kata “develop” (verb) yang artinya “grow larger, fuller, or more mature, organized” . Proses pengembangan kurikulum, terdapat tiga kegiatan yang selalu terkait dan tidak dapat dipisahkan, yakni desain, implementasi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang tiada henti (ongoing process) antara berbagai komponen, yaitu: orientations, development, implementation dan evaluation. Hal ini Senada dengan Saylor dan Miller & Seller, Sukmadinata menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum bisa dilakukan dengan langkah-langkah : (1) identifikasi kebutuhan pendidikan, (2) analisis dan pengukuran kebutuhan, (3) penyusunan desain kurikulum, (4) validasi kurikulum, (5) implementasi kurikulum, (6) evaluasi kurikulum.
Dalam konteks Indonesia, pengembangan kurikulum sebelum 2004 menempatkan para pengembang ide kurikulum dan konstruksi kurikulum berbeda dengan pelaksana kurikulum. Pengembangan dokumen (curriculum construction) dilakukan di tingkat nasional oleh sejumlah ahli, sedangkan implementasi kurikulum dilakukan pelaksana kurikulum (pengawas, kepala sekolah, guru) diberbagai satuan pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan kondisi belajar dan lingkungan kerja yang beragam. Setelah 2004, para pengembang ide kurikulum tetap dilakukan oleh sejumlah kecil para ahli di tingkat nasional tetapi pengembang dokumen kurikulum dan pelaksana kurikulum adalah sama yaitu para guru, kepala sekolah bahkan komite sekolah.
Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh- tokoh masyarakat.
Atas dasar pertimbangan ini, maka pengembangan kurikulum menjadi salah satu tugas pokok pemerintah untuk mengatur dan mengembangkan pendidikan. Demikian juga halnya dengan peran Administrator pendidikan, para ahli, guru maupun pemerhati pendidikan agar mengikuti setiap episode dari perubahan sosial, karena semua itu akan menjadi bahan pertimbangan dalam mendisain serta mengembangkan kurikulum. Selain itu, partisipasi orang tua murid dan masyarakat aktif juga sangat diharapkan untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam merespon setiap perubahan. Wallahu a’lam
Penulis : H. Muhyiddin, Lc., MM (Guru Madrasah Mu’allimin Mu’allimat 6 Tahun Tambakberas Jombang)