• madrasatuna.1953@gmail.com
  • 0321-865280 (Putri) / 0321-3083337 (Putra)
  • Home
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi dan Misi
    • Sambutan Kepala Madrasah
    • Struktur Personalia Organisasi
    • Jenjang Belajar Dan Ijazah
    • Data Guru
  • Program
    • Program Strategis 5 Tahun (2023-2028)
    • Rencana Kerja 1 Tahun (2023-2024)
    • Rencana Kerja 1 Tahun (2024-2025)
  • Publikasi
  • Pengumuman
  • Download
  • Kontak

Kitab Pembuka Tabir Itu Bernama Shofwat Al-Bashir

  • Home
  • Berita
Artikel Rabu, 12-Juli-2023 00:45 3065
Di kalangan santri pondok pesantren, ilmu tafsir dianggap sebagai mata pelajaran ‘kelas atas’ karena di dalamnya juga dibahas beberapa ilmu lain, seperti tata bahasa, ushul fiqh, tarikh, balaghoh dan sebagainya. Ilmu tafsir juga dianggap berat karena ia merupakan semacam mata pelajaran pembuka untuk memahami Al-Qur’an. 
 
Tentu saja memahami Al-Qur’an yang dimaksud adalah yang sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Dalam hal ini, Ibnu Abbas membaginya menjadi 4 (empat) objek tafsir yang dapat diketahui, yakni 1) tafsir yang hanya diketahui oleh Allah Swt., 2) tafsir yang hanya diketahui oleh ‘ulama, 3) tafsir yang dapat diketahui orang Arab dan 4) tafsir yang diketahui oleh masyarakat luas.
 
Begitu banyak kitab yang telah dikarang oleh ‘ulama untuk menguraikan ilmu tafsir, di antaranya adalah At Takhbir fi ‘Ilm At Tafsir, Al-Itqon fi ‘Ulum Al-Qur’an dan termasuk kitab Manzhumat at-Tafsir. Para siswa Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum tentu tidak asing dengan kitab Manzhumat at-Tafsir karya Syekh Abdul Aziz Az-Zamzami (wafat 976 Masehi). Kitab ini merupakan referensi utama mata pelajaran ilmu tafsir yang diajarkan mulai kelas 4 hingga kelas 6 di Madrasah Muallimin Mu’lallimat Bahrul Ulum. Kitab ini berbentuk nazhm sejumlah 158 bait yang merupakan penggubahan dari kitab berbentuk narasi dengan judul ‘Ilm At-Tafsir karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi (wafat 1505 Masehi).
 
Dalam mengikuti pelajaran, mayoritas siswa -tahu atau tidak- menggunakan kitab hasyiyah berjudul Faidh Al-Khobir wa Khulashat At-Taqrir yang dikarang oleh Sayyid Alawi bin Abbas Al Maliki, perlu untuk diketahui bahwa kitab ini tidak secara langsung menjelaskan isi Manzhumat at-Tafsir, namun ia menguraikan atas syarah kitab Manzhumat at-Tafsir yang berjudul Nahj At-Taisir karangan ‘ulama asal Palembang bernama Syekh Muhsin Al-Musawa. Di dalam kitab ini juga terdapat ta’liqot (catatan tambahan) yang diberikan oleh Syekh Yasin bin Isa Al-Fadani. Dengan begitu banyaknya ‘ulama yang ‘cawe-cawe’ atas kitab Manzhumat at-Tafsir ini, membuktikan bahwa memang kitab tersebut begitu menarik untuk dibahas dan dipelajari.
 
Kiai Abdul Rohim Ma’ruf yang notabene adalah salah satu pimpinan dan guru senior di Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum juga ikut memberikan sentuhan lain atas kitab Manzhumat at-Tafsir ini melalui kitab yang ditulis sendiri oleh beliau yang berjudul Shofwat Al-Bashir. Kitab ini secara sistematika tetap mengikuti urutan kitab matannya, terdiri dari muqaddimah dan 6 (enam) ’iqd (mutiara), dimana masing-masing ‘iqd berisikan beberapa macam pasal.
 
Sekilas, dapat disimpulkan bahwa Kiai Abdul Rohim ingin memberikan win-win solution agar kitab ini tidak terlalu ‘enteng’ dan juga tidak terlalu berat untuk dikaji oleh siswa. Dengan latar belakang yang ada, beliau juga berusaha agar kitab tersebut menjadi kontekstual untuk dipelajari di madrasah. Ketika terdapat mufradat yang tidak populer, Kiai Abdul Rohim menguraikan mufradat tersebut agar lebih mudah dipahami. Dalam kasus-kasus ilmu bahasa yang rumit terutama dalam bait-bait yang ada, Kiai Abdul Rohim menjelaskan semisal kedudukan i’rob dan bahr. Bahkan untuk menaikkan level kualitas pembacanya, Kiai Abdul Rohim tanpa ragu membeberkan beberapa pendapat ‘ulama lain.
 
Nama Shofwat Al-Bashir sepertinya dipilih guna mengikuti penamaan kitab-kitab klasik oleh ‘ulama terdahulu yang seringkali menisbatkan nama-nama Allah Swt. seperti kitab Fath Al-Qorib, Fath Al-Mu’in dan lain-lain. Di samping memang Syekh Abdul Aziz Az-Zamzami terlihat senang memakai kata-kata kiasan di dalam kitabnya seperti kata‘iqd´untuk penamaan bab di dalam kitabnya, Kiai Abdul Rohim seakan ingin menunjukan secara metafora bahwa pemurnian (shofwat) yang beliau dedikasikan dalam kitabnya adalah semata-mata pertolongan Dzat Yang Maha Mengawasi (al-bashir).
 
Para ‘ulama terdahulu kerapkali membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan sebuah kitab, misalkan seperti Imam al-Syirazi yang membutuhkan tak kurang dari 14 (empat belas) tahun untuk menulis kitab Al-Muhadzzab. 
 
Konon, seperti dikisahkan dalam kitab Thabaqat al-Syafiiyyah al-Kubra karya Imam Abdul Wahhab al-Subki, setiap menyesaikan satu pasal dalam kitab ini, Imam Syirazi melakukan shalat sunah dua rakaat. Perihal shalat sunah dua rakaat sebagai ritual dalam penulisan kitab ini, kita membaca banyak kisah yang serupa dengan kisah Imam al-Syirazi ini. 
 
Imam Bukhari, penulis kitab kumpulan hadis yang masyhur Shahih al-Bukhari itu, misalnya, dikisahkan melakukan hal serupa: beliau selalu melakukan shalat sunnah dua rakaat sebelum menuliskan satu hadis (ingat: satu hadis). Jika kitab Shahih al-Bukhari memuat sekitar enam ribuan hadis, paling tidak Imam Bukhari melaksanakan salat sunnah sebanyak dua belas ribu rakaat selama menyelesaikan karya agungnya ini.
 
Kembali kepada durasi penulisan kitab, walaupun tidak sampai belasan tahun, melalui kitab ini Kiai Abdul Rohim ingin memaklumatkan bahwa dalam menulis sebuah kitab saat ini merupakan hal yang wajib menjadi corak keilmuan para guru dan siswa karena ketersidaan data dan informasi yang melimpah, khususnya di Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum. Adanya kemauan dan ketelatenan akan mengantarkan seseorang untuk bisa menghasilkan sebuah karya yang baik. Kiai Abdul Rohim mungkin tidak telihat menonjol dalam ritual shalat sunnah sebagaimana yang dilakukan Imam al-Syirazi dan Imam Bukhori, namun Kiai Abdul Rohim mempraktikan ’ritual’ lain yang boleh jadi menyamai ritual shalat sunnah dari sisi penunjang orisinalitas kitabnya.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Kiai Abdul Rohim begitu menjunjung tinggi nilai profesionalitas. 
 
Beliau selalu melaksanakan tugas sesuai atau bahkan memberikan lebih daripada yang diamanahkan. Mungkin jarang orang tahu bahwa beliau berangkat lebih awal dan pulang paling akhir ketika melaksanakan tugas di madrasah, tak banyak yang mengetahui bahwa beliau selalu menghampiri kelas-kelas kosong dan menghubungi guru yang bersangkutan untuk segera berangkat mengajar, beliau selalu memperhatikan suguhan-suguhan pertemuan agar layak dengan peserta yang hadir. ’Ritual’ ini yang kemudian memberikan pengaruh besar dalam menjalankan roda organisasi yang beliau pimpin. 
 
Semoga warisan intelektual yang beliau berikan dapat menjadi sumber kemanfaat bagi kita semua. 
 
Penulis: Robi Pebrian, M.Pd (guru Madrasah Muallimin Muallimat Tambakberas)
Editor: ma

Bagikan :

Tags

Ilmu tafsir shofwatul bashir h abdul rohum maruf shohih bukhori al syirazi

Data dan Fakta

Jumlah Rombel 83 Rombel
Jumlah Total Siswa 3.003 orang
Jumlah Siswa Putra 1.500 orang
Jumlah Siswa Putri 1.503 orang
Guru dan Pegawai 203 orang

Pengumuman Terbaru

  • Edaran PTS I 2024/2025
  • Jadwal PTS I Tahun Ajaran 2024/2025
  • Brosur PPDB 2024

Berita Terkini

Evaluasi Dan Perencanaan Tahunan Program Madrasah, Kamad: Ada Progress Menuju Lebih Baik
Apel Akhir Tahun Dan Penerimaan Rapot, Bidang Kesiswaan Sampaikan Beberapa Hal Penting
Penerimaan Rapor PAT, Kepala Madrasah Ingatkan Siswa Untuk Bermuhasabah Setelah Melakukan Pembelajaran Selama Satu Tahun
Dalam Rapat Kenaikan, Pimpinan Madrasah Tekankan Hal Ini
Rapat Pleno Kenaikan Kelas Tahun Ajaran 2024/2025

Gallery

  • Album(4)
  • Video(25)

Link Pendidikan

  • UNIVERSITAS AL AZHAR
  • KEMENAG RI
  • PENDIS KEMENAG RI
  • PP BAHRUL ULUM

Tentang Kami

Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum Tambakberas Jombang didirikan pada tahun 1953 oleh KH Abdul Fattah Hasyim. Madrasah ini menjalankan kurikulum 70% pelajaran Salaf Pesantren dan 30% pelajaran Kurikulum Nasional. Siswa Madrasah Muallimin Muallimat mengikuti ujian negara tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) bagi siswa kelas 3, dan mengikuti ujian negara tingkat Madrasah Aliyah (MA) bagi siswa kelas 6.

Profil
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Sambutan Kepala Madrasah
  • Struktur Personalia Organisasi
  • Jenjang Belajar Dan Ijazah
  • Data Guru
Alamat

Jl. Tanjung, dusun Gedang, Tambakrejo Jombang, Jawa Timur, Indonesia

Copyright © 2025 All rights reserved | mualliminenamtahun.net