MMA Online - Kamis pagi (24/04) calon mutakhorrijin mutakhorrijat melanjutkan perjalanan sowan-sowannya. Untuk kelompok kelas D,E,F, tujuan pertamanya adalah ibu nyai Churrun A'in Malik. Beliau memberikan pesan untuk calon mutakhorrijat, ketika lulus jangan pernah merasa puas akan ilmu yang pernah di dapat karena batas akhir mencari ilmu itu hingga akhir hayat.
Beliau mengingatkan kita bahwa, dimanapun kita berada hendaknya; Pertama, tetap menjaga sholat agar tetap berjamaah. Kedua , setiap malam jumat membaca tahlil dan Al-Qur'an terutama surat Al-Kahfi, Al-Jumu'ah, Al-Munafiqun, Al-Hasyr, dan Al-Mulk. Ketiga, setiap selesai sholat shubuh membaca Ar-Rahman dan Al-Waqiah. Keempat , menyempatkan membaca Al-Quran tiap harinya. Kelima, selalu berdoa serta mendoakan guru dan orang tua. Keenam, mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.
Beliau juga menyampaikan bahwa ada banyak tempat dan waktu yang mustajab untuk kita berdoa, diantaranya;
Madinah, yaitu di Roudhoh
Makkah, yaitu di makam Ibrahim
Setalah sholat fardhu
Setelah sholat tahajjud
Diantara adzan dan iqomah
Pada waktu terkena musibah atau saat sakit
Di makam para wali
dan saat hujan
Selanjutnya, mutakhorrijat MMA sowan kepada KH. Luqman Hakim Mahfudz. Beliau membuka dengan tawasul dan membaca surat muawwidzatain, kemudian beliau berpesan, agar kita banyak bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan, terutama nikmat bisa sekolah di madrasah Mu'allimin Muallimat ini. Beliau juga menjelaskan tentang bacaan tawasul dan bacaan surat muawwidzatain yang telah dibaca tadi. "Bacaan itu merupakan bentuk syukur dan bakti kita pada orang tua kita" dawuh beliau.
Beliau menyampaikan bahwa orang tua kita itu ada tiga;
Orang yang melahirkan kita yakni, ayah dan ibu
Mertua
Orang yang mengajari kita yakni, guru
Derajat yang paling tinggi adalah yang ketiga, namun kita tak boleh menganggap remeh nomor satu dan dua
Beliau berpesan "Carilah ilmu yang manfaat. Karena, perbuatan maksiat yang dilakukan orang berilmu itu lebih besar daripada orang yang bodoh.
Dan ilmu yang manfaat itu dibuktikan dengan akhlaknya."
Beliau juga berpesan, 'Jangan sampai kita meremehkan guru." Lalu, beliau mengutip dauhnya syeh Zainuddin dalam kitab Hidayatul atqiya'. Bahwa, orang yang meremehkan guru akan diuji dengan tiga perkara;
Lupa akan ilmunya
Tumpul lisannya
Faqir di akhir hayatnya
Di penghujung sowan, beliau berpesan "Pertama, jangan sampai berani kepada orang tua dan jangan sambat jika diperintah. Kedua, jangan sampai meninggalkan sholat lima waktu. Terakhir, istiqomah membaca al-qur'an."
"Ketika kita berdoa jangan pernah su'udzon terhadap Allah. Karena, Allah itu yang lebih tau apa yang kita butuhkan." imbuh beliau.