Muallimin Online,
Madrasah Muallimin Muallimat menggelar sidang untuk menetapkan kalender Masehi tahun 2024 dan Hijriyah tahun 1445/1446 pada hari Jum’at 28 Juli 2023 di ruang Literasi Muallimin Gedung Timur. Ketua Tim Falak Hisab & Rukyat Dr. KH. Abdul Mujib Adnan mengatakan, sidang penetapan kalender masehi dan hijriyah dilaksanakan setiap tahun, dan merupakan bentuk hidmah kepada Madrasah, Pondok Pesantren dan bagi masyarakat pada umumnya.
Sebagai bentuk tanggungjawab moral dan intelektual bahwa materi pembelajaran ilmu falak sejak madrasah Muallimin Muallimat berdiri tahun 1953 sudah diajarkan, sehingga tugas siswa-siswi salah satunya adalah membuat kalender baik Masehi maupun Hijriyah, oleh sebab itu Tim Falak Hisab & Rukyat Madrasah Muallimin Muallimat beberapa hari terakhir ini berusaha menyiapkan materi dan hasil koreksi tugas siswa-siswi madrasah yang kemudian dapat dibuat rujukan untuk menetapkan kalender Masehi dan Hijriyah.
Menurut Lutfi Fuadi, sidang ini menyepakati dan menetapkan kalender masehi tahun 2024 dan hijriyah 1445/1446, kalender ini disusun tidak hanya merujuk pada kitab Sullam al Nayyirain tetapi juga kitab-kitab yang lain seperti Fathur Rauf al Mannan, Ad-Durus Al-Falakiyah, Ephemeris Hisab Rukyat, dan Ad-Dur Al-Aniq, Badi’atul Misal. Adapun markasnya adalah Markas: Kab. Jombang (112° 13' 04” BT dan 7° 32' 0” LS, Tinggi: 70 mdpl), Arah Kiblat: 294° 12’ 45” UTSB, Jarak Ke Ka’bah : 8.530,04 km.
Sementara Muhyiddin menambahkan, bahwa penentuan awal bulan hijriyah di Indonesia ditentukan berdasarkan hisab, kecuali penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzilhijjah yang ditentukan berdasarkan rukyat (pengamatan atau observasi hilal) dan hisab.
“Kriteria penentuan awal bulan Hijriyah yang digunakan pemerintah berdasarkan kriteria baru MABIMS yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat merupakan kesepakatan bersama untuk mencari titik temu antara yang menggunakan rukyatul hilal dan yang menggunakan hisab,” lanjutnya.
“Kesimpulannya adalah kriteria baru MABIMS merupakan kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat) dengan menggunakan dua parameter yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi bulan minimal 6,4 derajat dengan markaz Kawasan barat asia tenggara termasuk Indonesia, artinya jika di bawah kriteria itu maka istikmal. Terang Muhyiddin.
“ada hal menarik yang terjadi di tahun 2024, yaitu tidak ada gerhana Matahari dan Bulan yang terlihat di wilayah Indonesia, juga pada awal bulan Ramadhan 1445 H” sambung Abdul karim.
“Ijtimak akhir bulan sya’ban 1445 H pukul 16:01 WIB, matahari terbenam pukul 17:48 WIB tinggi hilal hakiki 1 derajat 00’ 51” dengan indicator ini, maka bulan sya’ban menjadi 30 hari (istikmal) sehingga bisa dikatakan bahwa 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada tanggal 12 Maret 2024,” ucap Abdul Karim, Guru Baru Ilmu falak Alumni MMA tahun 2002 yang juga Alumni PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Senada dengan hal ini Muhyiddin menambahkan bahwa “visibilitas hilal pada saat akhir bulan sya’ban 1445 H belum memenuhi kriteria MABIMS yang sudah disepakati pemerintah RI, disamping itu hasil kajian kontemporer dari berbagai metode misalnya Kriteria MABIMS geosentris dan toposentris, Kriteria Limit Danjon (elongasi 7) dan Kriteria Odeh awal bulan Ramadhan jatuh pada tanggal 12 Maret 2024 sedangkan ada dua kriteria yang hasilnya berbeda yaitu kriteria Wujudul Hilal dan Kriteria Global Turki- 2016 awal bulan Ramadhan jatuh pada tanggal 11 Maret 2024”.
Meskipun dalam kajian falak tradisional dan kontemporer telah menetapkan kriteria-kriteria tersebut dan telah menjadi kesepakatan di antara para Menteri Agama negara-negara anggota MABIMS yaitu Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura, namun dalam implementasinya tidak menjamin bahwa penentuan awal kalender Hijriyah, awal Ramadhan, Syawal dan Dzilhijjah menjadi sama. Wallahu A’lam bi al-Shawab.