Muallimin Online,
Ilmu itu bisa dipahami jika kita punya tata krama (adab). Bil adabi yufhamul ilmu (dengan tata krama ilmu bisa dipahami, red). Demikian disampaikan KH Lukman Hakim Mahfudz. Pimpinan Program Khusus Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum, saat pelaksanaan apel pagi siswa dan guru, pada Selasa (24/04/2018).
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di halaman Gedung Madrasah Muallimin II di dusun Gedang Tambakberas tersebut, lebih lanjut Kiyai Lukman menyampaikan sebuah ma qola (kata mutiara) dari salah satu kitab yang diajarkan di Muallimin, yang berisi tentang ilmu sampai ridlo Allah yang bisa diperoleh.
“Bil adabi yufhamul ilmu, wa bil ilmi yasihhul amalu, wa bil amali yunaalul hikmah, wa bil hikmah yunaaluz zuhud, wa biz zuhud yutrakud dunya, ilaa alhirihi (dengan tata krama/adab ilmu bisa dipahami, dengan ilmu amal bisa sah, dengan amal bisa diperoleh hikmah, dengan hikmah zuhud bisa didapat, dengan zuhud dunia fana bisa ditinggalkan…, red) sampai kepada diperolehnya ridlo Allah SWT”, jelasnya
Kiyai Lukman juga menyampaikan bahwa, dengan mentaati peraturan dan tidak melakukan pelanggaran itu berarti menjaga tata krama. “Kalian tidak melakukan pelanggaran dan mentaati peraturan Madrasah, itu termasuk menjaga tata krama. Juga ketika kalian tidak menggumam atau menggunjing guru, itu juga menjaga tata krama. Dalam menjaga tata krama tidak harus membungkuk-bungkuk di depan guru, tetapi kemudian menggunjing mereka”, jelasnya.
Dalam kesempatan yang dihadiri seluruh siswa program khusus dan para guru tersebut, Kiyai Lukman juga mengingatkan kepada semua siswa tentang kewajiban hafalan nadham al Fiyah ibn Malik (Nahwu) dan al amtsilah attshrifiyah (Shorof). “Sampai saat ini, siswa Muallimin yang sudah setor hafalan masih 50%, sedangkan siswi Muallimat sudah mencapai 90%. Saya tidak tahu kenapa seperti itu?”, tanyanya.
Terkait dengan setoran hafalan, lebih lanjut Kiyai Lukman menjelaskan bahwa, ujian akhir semester genap akan dilaksanakan 20 hari lagi, dan tinggal beberapa hari lagi masuk proses belajar. “Jika kalian setor hafalan pada bulan Mei, kurang seminggu lagi, maka nilai kalian akan dikurangi 1. Jika hafalan dapat 6 (enam), maka akan menjadi 5 (lima)”, jelasnya.
“Misalnya ada 6 mata pelajaran yang mendapat 4. Ternyata hafalannya setor bulan Mei. Maka ia mendapat nilai 5. Jika dirata-ratakan menjadi 5. Apabila standar naik kelas dengan nilai 6, maka ia tidak naik kelas”, lanjutnya.
Terakhir, Kiyai Lukman berpesan, agar tidak menyesal, maka harus setor tidak sampai bulan Mei 2018. “Meskipun menyesal itu bisa terjadi bagi yang sudah berhasil dan bagi yang tidak berhasil. Menyesalnya orang yang berhasil, kenapa tidak lebih berhasil lagi, dan menyesalnya yang tidak berhasil, akan sangat berat, karena kenapa tidak berhasil. Ini seperti orang mati”, pungkasnya. (ma)